Wednesday, September 21, 2011

PERKEMBANGAN E-LEARNING

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat berpengaruh besar terhadap seluruh aspek kehidupan, baik perkembangan IPTEK sendiri maupun dalam dunia kerja seiring dengan tuntutan ekonomi.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, untuk memenuhi standar kinerja yang ditetapkan perusahaan atau instansi pemerintahan, menuntut SDM harus menyesuai-kan diri. Tuntutan penguasaan teknologi informasi merupakan tantang bagi dunia pendidikan untuk menyesuaikan baik dalam kompetensi yang harus dikuasai guru dan peserta didik maupun dalam penyelenggaraannya.

Dunia pendidikan dituntut mampu menjawab permasalahan sumber daya manusia dalam menyesuaikan dengan pengaruh perkembang IPTEK. Seiring dengan perkembangan teknologi, penyelenggaraan pendidikan telah lama menyesuaikan diri dengan memanfaatkan media elektronik seperti radio dan televisi sebagai media pengajaran (pembelajaran).Program pembelajaran yang disajikan dengan menggunakan radio dan televisi ini merupakan penerapan perkembangan bidang pendidikan dalam menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK.Namun demikian, paradigma e-Education dikenal oleh masyarakat secara luas setelah dimanfaatkan fasilitas internet sebagai media pembelajaran, maka masyarakat menganggap bahwa e-Education adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan internet sebagai media utamanya.

Menghadapi tantangan perkembangan teknologi dalam dunia kerja penyelenggaraan pendidikan membutuhkan teknologi yang dapat menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan yang cepat pengadaannya, metode yang efektif, dan persiapan yang relatif singkat. Perkembangan internet sebagai salah satu dari teknologi informasi yang merambah dalam berbagai aktivitas manusia tiada batas wilayah dan negara serta waktu merupakan keharusan dunia pendidikan untuk memanfaatkannya dalam bidang administrasi maupun proses pembelajaran.

Seiring dengan perkembangan teknologi , akses pendidikan semakin tidak terbatas oleh waktu, tempat maupun wilayah. Teknologi informasi nirkabel telah berkembang pesat, sehingga masyarakat dalam memanfaatkan internet tidak terbatas oleh adanya perangkat komputer.

Berkembangnya protokol baru bidang teknologi berupa Wireless Application Protokol (WAP), akses internet sebagai media pendidikan (pembelajaran) dapat dilakukan masyarakat dengan memanfaatkan notebookponsel dan telepon seluler (HP) sesuai dengan mobilitas penggunanya.Kemudian akses internet menggunakan produk perkembangan teknologi sesuai dengan mobilitas penggunanya, sehingga muncullah istilah mobile education (m-Education).Perkembangan telepon seluler, pemanfaatannya semakin leluasa yang tiada batas wilayah dan waktu, para penggunanya semakin mudah mengakses informasi dan berinteraksi dalam berbagai aspek kehidupan.Kemudahan mengakses dan berinteraksi secara aktif dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, muncul sistem pendidikan interaktif dengan menggunakan fasilitas internet, yang dikenal dengan istilah interactive education yang disingkat dengan i-Education.

Pengguna sistem pendidikan interaktif (i-Education) meskipun tidak berhadapan langsung pada suatu tempat, mereka dapat melakukan dialog secara langsung baik melalui pesan (SMS) maupun melalui kotak-kotak dialog yang telah dirancang. Paradigma yang berkembang dalam masyarakat terkait dengan penggunaan internet sebagai media pembelajaran adalah munculnya multi media.

Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi/ internet dalam kegiatan pembelajaran yang tiada batas waktu, tempat dan wilayah ini, kemudian muncul istilah Jaring Pendidikan Nasional.Pengertian multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media dapat audia (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002). Menurut Robin dan Linda (2001) multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang dapat mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video.

Terkait perkembangan pemanfaatan teknologi komputer, Hofstetter (2001) mengartikan multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.


Sejarah Perkembangan E-Learning

E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa :

  • Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
  • Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
  • Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
  • Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
  • eLearning 2.0
    Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004

Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning.

Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE).

Perkembangan eLearning di Idonesia sejalan dengan perkembangan Infrastruktur TIK. Beberapa program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:


  • 1999-2000 Jaringan Internet (Jarnet)
  • 2000-2001 Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
  • 2002-2003 Wide Area Network Kota (WAN Kota)
  • 2004-2005 Information and Communication Technology Center (ICT Center)
  • 2006-2007 Indonesia Higher Education Network (Inherent)
  • 2007-skrg Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)
  • 2008-skrg Southeast Asian Education Network (SEA EduNet)

Dengan mulai berkembanganya penggunaan internet, munculah situs elearning yang awalnya menjadi media sharring berbagai materi pembelajaran, diantaranya:

  • http://www.ilmukomputer.org
  • http://www.e-dukasi.net

Namun seiring dengan perkembangan infrastruktur TIK tersebut maka institusi pendidikan mulai melakukan pengembangan elearning.
Level Perguruan Tinggi
Beberapa Perguruan Tinggi mengembangkan platform elearning sendiri, diantaranya:
  • UGM dengan E-Lisa
  • Unissula Semarang
  • Amikom jogja
Beberapa perguruan tinggi menggunakan platform Moodle yang open source, diantaranya:
  • ITB http://kuliah.itb.ac.id/
  • UNPAR http://elearning.unpar.ac.id/
  • Gunadarma http://elearning.gunadarma.ac.id/
  • ITS http://share.its.ac.id/
  • Unibraw http://inherent.brawijaya.ac.id/vlm/
  • Unitomo http://elearning.unitomo.ac.id

Pengertian e-Learning

E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/ perkuliahan di kelas.
Materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Thomson, Ganxglass, dan Simon (Ivo Yani, 2007) bahwa e-learning merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika. Secara utuh e-learning (pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audio broadcasting, video/audio conferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung).
Menurut Loftus (dalam Ivon, 2007) kegiatan e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan konvensional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau ragu-ragu maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar, meremehkan, atau mencemoohkan pertanyaan maupun pernyataannya.

Profil pembelajar e-learning adalah seseorang yang :
  • Mempunyai motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki komitmen untuk belajar secara bersungguh-sungguh karena tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri peserta belajar itu sendiri

  • Senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi pengembangan diri terus menerus, dan yang menyenangi kebebasan

  • Mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah konvensional dan membutuhkan penggantinya, atau yang membutuhkan materi pelajaran tertentu yang tidak disajikan oleh sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat kelulusan sehingga mengambil beberapa mata pelajaran lainnya melalui e-learning, serta yang terpaksa tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan




1.Pembelajaran jarak jauh
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

2. Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.

3. Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learningsecara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum
E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya)


Fungsi pembelajaran e-Learning dalam pembelajaran klasikal:

1.Sebagai suplemen. peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan
2.Komplemen (pelengkap). Materi pembelajaran elektronik dapat diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial
3.Substitusi (pengganti). e-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar. Misalnya pembelajaran dengan menggunakan 3 model-model kegiatan pembelajaran, yakni :

  • sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)

  • sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan sepenuhnya melalui internet

e-Learning agar dapat dimanfaat/bermanfaat secara maksimal oleh pembelajar dalam pembelajaran harus dilengkapi dengan:

  • Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan

  • Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pembelajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari

  • Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari

  • Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.

Penerapan e-Learning Dalam Pembelajaran
Dengan menggunakan internet, e-learning dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa senang, motivasi dan kreativitas peserta didik melakukan kegiatan belajar mandiri dalam proses pembelajaran sehingga efektif mencapai tujuan.
Penerapan e-learning menggunakan falitas internet, dapat menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
beberapa pendukung menjadi pertimbangan menggunakan e-learning dewasa ini, antara lain :

  • Harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi diperlakukan sebagai barang mewah

  • Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat dan kapasitas penyimpanan data semakin besar

  • Memperluas akses atau jaringan komunikasi

  • Memperpendek jarah dan mempermudah komunikasi

  • Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.


Dampak e-learning:
  • Akses informasi peserta didik meningkat dengan drastis dan dapat memilih sendiri cara belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian mereka ketika mengikuti kelas e-learning

  • Para pendidik. Perlu melakukan adaptasi dalam menyajikan materi pembelajaran. Karena pembelajarannya memerlukan keahlian dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik melalui sistem e-learning dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning secara optimal dan efisien.

  • Institusi pendidikan. Penggunaan e-learning membutuhkan biaya penyelenggaraan lebih tinggi, yang diperlukan untuk: mengadakan pelatihan kepada para tenaga pengajarnya dan tenaga kependidikannya; menyediakan perangkat teknologi atau media yang menjadi landasan dari sistem e-learningyang digunakan; dan biaya penyelenggaraan pembelajarannya

0 comments:

Post a Comment