Thursday, September 22, 2011

APLIKASI E-LEARNING

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) sudah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Pada bidang Pendidikan, dampak yang muncul ialah kegiatan belajar dan mengajar yang dikenal dengan konsep e-learning. Di sini, dibahas secara singkat salah satu aplikasi e-Learning yang ada, yaitu MOODLE.



Moodle adalah sebuah nama untuk sebuah program aplikasi yang dapat merubah sebuah media pembelajaran kedalam bentuk web. Aplikasi ini memungkinkan siswa untuk masuk kedalam “ruang kelas” digital untuk mengakses materi-materi pembelajaran. Dengan menggunakan Moodle, kita dapat membuat materi pembelajaran, kuis, jurnal elektronik dan lain-lain. Moodle itu sendiri adalah singkatan dari Modular Object Oriented Dynamic Learning Environment.

Moodle merupakan sebuah aplikasi Course Management System (CMS) yang gratis dapat di-download, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja dengan lisensi secara GNU (General Public License). Anda dapat mendownload aplikasi Moodle di alamat http://www.moodle.org. Saat ini Moodle sudah digunakan pada lebih dari 150.000 institusi di lebih dari 160 negara didunia.


Gambaran dan kelebihan MOODLE, antara lain:
  • 100% cocok untuk kelas online dan sama baiknya dengan belajar tambahan yang langsung berhadapan dengan dosen/guru.

  • Sederhana, ringan, efisien, dan menggunakan teknologi sederhana.

  • Mudah di Install pada banyak program yang bisa mendukung PHP dengan hanya membutuhkan satu data-base.

  • Menampilkan penjelasan dari pelajaran yang ada dan Pelajaran tersebut dapat dibagi kedalam beberapa kategori.

  • Dapat mendukung 1000 lebih pelajaran.

  • Mempunyai Kemanan yang kokoh dengan formulir pendaftaran untuk pelajar yang telah diperiksa validitasnya dan mempunyai cookies yang ter-enkripsi.

  • Paket bahasa disediakan penuh dalam 45 bahasa, termasuk bahasa Indonesia. Bahasa yang ada dapat diedit dengan menggunakan editor yang telah tersedia.


MANAGEMENT MOODLE

Site Management
  • Web site diatur oleh admin, yang telah ditetapkan ketika membuat website.

  • Tampilan (themes) diizinkan pada admin untuk memilih warna, jenis huruf, susunan dan lain sebagainya untuk kebutuhan tampilan.

  • Bentuk kegiatan yang ada dapat ditambah.

  • Source Code yang digunakan ditulis dengan menggunakan PHP. Mudah untuk dimodifikasi dan sesuai dengan kebutuhan.

User management
  • Ini digunakan untuk mengurangi keterlibatan admin menjadi lebih minimum, ketika menjaga keamanan yang berisiko tinggi.

  • Metode email standar: di mana, pelajar dapat membuat nama pemakai untuk login. Alamat email akan diperiksa melalui konfirmasi.

  • Tiap orang disarankan cukup (1) pengguna saja untuk seluruh sever. Dan tiap pengguna dapat mempunyai akses yang berbeda.

  • Pengajar mempunyai hak istimewa, sehingga dapat mengubah (memodifikasi) bahan pelajaran.

  • Ada “kunci pendaftaran” untuk menjaga akses masuk dari orang yang tidak dikenal

  • Semua Pengguna dapat membuat biografi sendiri, serta menambahkan photo.

  • Setiap pengguna dapat memilih bahasa yang digunakan.

Course management
  • Pengajar mempunyai kendali secara penuh untukvmengatur pelajaran, termasuk melarang pengajar yang lain.

  • Memilih bentuk/metode pelajaran seperti; berdasarkan mingguan, topik atau bentuk diskusi.

  • Terdapat Forum, Kuis, Polling, Survey, Tugas, Percakapan dan Pelatihan yang digunakan untuk mendukung proses belajar.

  • Semua kelas-kelas untuk Forum, Kuis dan Tugas dapat ditampilkan pada satu halaman (dapat didownload sebagai file lembar kerja).

  • Bahan pelajaran dapat dipaketkan dengan menggunakan file zip.


INSTALASI MOODLE

Adapun bahan(software) dan sistem pada komputer yang diperlukan dalam installasi moodle yaitu:

1. Diperlukan minimum 128 MB RAM.
2. Diperlukan minimum 200 MB (free space) dari harddisk 3.
3. Sistem Operasi Windows 98, ME, NT, 2000, XP, vista, 7
4. moodle-latest-1.9 atau moodle-2.1
5. xampp 1.7.4

Berikut proses/langkah-langkah installasi moodle dimuali dari proses installasi xampp version 1.7.4

A.Installasi xampp 1.7.4
1)Download program freeware : XAMPPLITE-WIN32-1.7.4 yang merupakan paket server Apache dan PHPMyAdmin dari alamat : http://www.apachefriends.org/en/xampp-windows.html
2)Buka file xampp yang telah di download dan double klik file xampp, dan ikuti langkah berikut:
  • Pilih bahasa yang digunakan, klik ok
  • Klik next
  • Pilih lokasi instalasi, klik next
  • Klik Install
  • Tunggu hingga proses instalasi selesai
  • Klik Finish
  • Instalasi XAMPP 1.7.4 selesai, klik Yes
3)Jalankan aplikasi XAMPP dengan meng-klik icon XAMPP tersebut
  • Jalankan service Apache dan Mysql dengan meng-klik start

4)Check localhost
Untuk mengecek apakah localhost kita sudah berjalan. Buka browser dan ketikkan alamat berikut: http://localhost/ Jika menampilkan halaman seperti berikut berarti instalasi sudah berhasil.

Intallasi Moodle
Setelah XAMPP berhasil di-instal selanjutnya kita lakukan proses instalasi moodle. Berikut langkah-langkah installasi moodle:

1)Buka file moodle, klik kanan -> extract file pada direktori C:\xampp\htdocs -> klik Ok


2)Pastikan server apache dan database mysql sudah berjalan, kemudian nuka browser dan ketik http://localhost/moodle/ untuk instalasi moodle. Maka akan keluar tampilan :
Pilih bahasa yang akan digunakan, klik next

3)Setelah memilih setting bahasa, klik next. Selanjutnya system akan memeriksa konfigurasi pada web server seperti gambar dibawah ini :
“Pass” menunjukkan seluruh system telah siap dijalankan dan bisa berjalan dengan baik.

4)Klik Next untuk menentukan letak aplikasi untuk Web Address, Moodle Directory, dan Data Directory.

5)Klik Next untuk pengaturan konfiguasi database. Isikan kolom User dengan “root”

6)Klik tombol Next yang akan menampilkan status server dan kebutuhan aplikasi moodle.

7)Setelah itu klik Next, kemudian akan ditampilkan tawaran untuk mendownload paket bahasa yang kita pilih.

8)Klik Next, yaitu mebuat file konfigurasi, file config.php

9)Klik Continue maka akan ditampilkan lisensi untuk aplikasi moodle.
Jika setuju, klik tombol yes

10)Kemudian tekan Yes, akan menampilkan vrsi moodle yang kita install. Centang unattended operation agar pada proses setting up database berjalan secara otomatis tanpa menekan tombol Continue setiap selesai membuat table pada Database baru. Kemudian tekan Continue.

11)Moodle akan membuat table-tabel pada database baru. Ikuti terus proses selanjutnya hingga prosess seting up database selesai.

12)Setelah itu akan ditampilkan konfigurasi user admin untuk aplikasi yang telah diinstal. Setelah diisikan, klik tombol Update Profile.

13)Kemudian akan menampilkan konfigurasi situs, isikan full site name dan short name for site sesuai yg diinginkan. Kemudian klik save change.

14)Aplikasi moodle telah berhasil terinstal di computer.

read more »»  

Wednesday, September 21, 2011

PERKEMBANGAN E-LEARNING

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat berpengaruh besar terhadap seluruh aspek kehidupan, baik perkembangan IPTEK sendiri maupun dalam dunia kerja seiring dengan tuntutan ekonomi.

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, untuk memenuhi standar kinerja yang ditetapkan perusahaan atau instansi pemerintahan, menuntut SDM harus menyesuai-kan diri. Tuntutan penguasaan teknologi informasi merupakan tantang bagi dunia pendidikan untuk menyesuaikan baik dalam kompetensi yang harus dikuasai guru dan peserta didik maupun dalam penyelenggaraannya.

Dunia pendidikan dituntut mampu menjawab permasalahan sumber daya manusia dalam menyesuaikan dengan pengaruh perkembang IPTEK. Seiring dengan perkembangan teknologi, penyelenggaraan pendidikan telah lama menyesuaikan diri dengan memanfaatkan media elektronik seperti radio dan televisi sebagai media pengajaran (pembelajaran).Program pembelajaran yang disajikan dengan menggunakan radio dan televisi ini merupakan penerapan perkembangan bidang pendidikan dalam menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK.Namun demikian, paradigma e-Education dikenal oleh masyarakat secara luas setelah dimanfaatkan fasilitas internet sebagai media pembelajaran, maka masyarakat menganggap bahwa e-Education adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan internet sebagai media utamanya.

Menghadapi tantangan perkembangan teknologi dalam dunia kerja penyelenggaraan pendidikan membutuhkan teknologi yang dapat menyediakan fasilitas pendidikan dan pelatihan yang cepat pengadaannya, metode yang efektif, dan persiapan yang relatif singkat. Perkembangan internet sebagai salah satu dari teknologi informasi yang merambah dalam berbagai aktivitas manusia tiada batas wilayah dan negara serta waktu merupakan keharusan dunia pendidikan untuk memanfaatkannya dalam bidang administrasi maupun proses pembelajaran.

Seiring dengan perkembangan teknologi , akses pendidikan semakin tidak terbatas oleh waktu, tempat maupun wilayah. Teknologi informasi nirkabel telah berkembang pesat, sehingga masyarakat dalam memanfaatkan internet tidak terbatas oleh adanya perangkat komputer.

Berkembangnya protokol baru bidang teknologi berupa Wireless Application Protokol (WAP), akses internet sebagai media pendidikan (pembelajaran) dapat dilakukan masyarakat dengan memanfaatkan notebookponsel dan telepon seluler (HP) sesuai dengan mobilitas penggunanya.Kemudian akses internet menggunakan produk perkembangan teknologi sesuai dengan mobilitas penggunanya, sehingga muncullah istilah mobile education (m-Education).Perkembangan telepon seluler, pemanfaatannya semakin leluasa yang tiada batas wilayah dan waktu, para penggunanya semakin mudah mengakses informasi dan berinteraksi dalam berbagai aspek kehidupan.Kemudahan mengakses dan berinteraksi secara aktif dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, muncul sistem pendidikan interaktif dengan menggunakan fasilitas internet, yang dikenal dengan istilah interactive education yang disingkat dengan i-Education.

Pengguna sistem pendidikan interaktif (i-Education) meskipun tidak berhadapan langsung pada suatu tempat, mereka dapat melakukan dialog secara langsung baik melalui pesan (SMS) maupun melalui kotak-kotak dialog yang telah dirancang. Paradigma yang berkembang dalam masyarakat terkait dengan penggunaan internet sebagai media pembelajaran adalah munculnya multi media.

Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi/ internet dalam kegiatan pembelajaran yang tiada batas waktu, tempat dan wilayah ini, kemudian muncul istilah Jaring Pendidikan Nasional.Pengertian multimedia adalah kombinasi dari paling sedikit dua media input atau output dari data, media dapat audia (suara, musik), animasi, video, teks, grafik dan gambar (Turban dkk, 2002). Menurut Robin dan Linda (2001) multimedia merupakan alat yang dapat menciptakan presentasi yang dinamis dan interaktif yang dapat mengkombinasikan teks, grafik, animasi, audio dan gambar video.

Terkait perkembangan pemanfaatan teknologi komputer, Hofstetter (2001) mengartikan multimedia adalah pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafik, audio, gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan pemakai melakukan navigasi, berinteraksi, berkreasi dan berkomunikasi.


Sejarah Perkembangan E-Learning

E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illionis di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruktion) dan komputer bernama PLATO. Sejak saat itu, perkembangan e-learning berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Berikut perkembangan e-learning dari masa ke masa :

  • Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
  • Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara masal.
  • Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
  • Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, video streaming serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar dan berukuran kecil.
  • eLearning 2.0
    Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004

Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning.

Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE).

Perkembangan eLearning di Idonesia sejalan dengan perkembangan Infrastruktur TIK. Beberapa program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:


  • 1999-2000 Jaringan Internet (Jarnet)
  • 2000-2001 Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
  • 2002-2003 Wide Area Network Kota (WAN Kota)
  • 2004-2005 Information and Communication Technology Center (ICT Center)
  • 2006-2007 Indonesia Higher Education Network (Inherent)
  • 2007-skrg Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)
  • 2008-skrg Southeast Asian Education Network (SEA EduNet)

Dengan mulai berkembanganya penggunaan internet, munculah situs elearning yang awalnya menjadi media sharring berbagai materi pembelajaran, diantaranya:

  • http://www.ilmukomputer.org
  • http://www.e-dukasi.net

Namun seiring dengan perkembangan infrastruktur TIK tersebut maka institusi pendidikan mulai melakukan pengembangan elearning.
Level Perguruan Tinggi
Beberapa Perguruan Tinggi mengembangkan platform elearning sendiri, diantaranya:
  • UGM dengan E-Lisa
  • Unissula Semarang
  • Amikom jogja
Beberapa perguruan tinggi menggunakan platform Moodle yang open source, diantaranya:
  • ITB http://kuliah.itb.ac.id/
  • UNPAR http://elearning.unpar.ac.id/
  • Gunadarma http://elearning.gunadarma.ac.id/
  • ITS http://share.its.ac.id/
  • Unibraw http://inherent.brawijaya.ac.id/vlm/
  • Unitomo http://elearning.unitomo.ac.id

Pengertian e-Learning

E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/ perkuliahan di kelas.
Materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Thomson, Ganxglass, dan Simon (Ivo Yani, 2007) bahwa e-learning merupakan suatu pengalaman belajar yang disampaikan melalui teknologi elektronika. Secara utuh e-learning (pembelajaran elektronik) dapat didefenisikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (peserta didik) dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi secara (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
E-learning merupakan bentuk pembelajaran/pelatihan jarak jauh yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi , misalnya internet, video/audio broadcasting, video/audio conferencing, CD-ROOM (secara langsung dan tidak langsung).
Menurut Loftus (dalam Ivon, 2007) kegiatan e-learning lebih bersifat demokratis dibandingkan dengan kegiatan belajar pada pendidikan konvensional, karena peserta didik memiliki kebebasan dan tidak merasa khawatir atau ragu-ragu maupun takut, baik untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan pendapat/tanggapan karena tidak ada peserta belajar lainnya yang secara fisik langsung mengamati dan kemungkinan akan memberikan komentar, meremehkan, atau mencemoohkan pertanyaan maupun pernyataannya.

Profil pembelajar e-learning adalah seseorang yang :
  • Mempunyai motivasi belajar mandiri yang tinggi dan memiliki komitmen untuk belajar secara bersungguh-sungguh karena tanggung jawab belajar sepenuhnya berada pada diri peserta belajar itu sendiri

  • Senang belajar dan melakukan kajian-kajian, gemar membaca demi pengembangan diri terus menerus, dan yang menyenangi kebebasan

  • Mengalami kegagalan dalam mata pelajaran tertentu di sekolah konvensional dan membutuhkan penggantinya, atau yang membutuhkan materi pelajaran tertentu yang tidak disajikan oleh sekolah konvensional setempat maupun yang ingin mempercepat kelulusan sehingga mengambil beberapa mata pelajaran lainnya melalui e-learning, serta yang terpaksa tidak dapat meninggalkan rumah karena berbagai pertimbangan




1.Pembelajaran jarak jauh
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.

2. Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.

3. Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learningsecara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum
E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya)


Fungsi pembelajaran e-Learning dalam pembelajaran klasikal:

1.Sebagai suplemen. peserta didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan
2.Komplemen (pelengkap). Materi pembelajaran elektronik dapat diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pengayaan atau remedial
3.Substitusi (pengganti). e-Learning dilakukan sebagai pengganti kegiatan belajar. Misalnya pembelajaran dengan menggunakan 3 model-model kegiatan pembelajaran, yakni :

  • sepenuhnya secara tatap muka (konvensional)

  • sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan sepenuhnya melalui internet

e-Learning agar dapat dimanfaat/bermanfaat secara maksimal oleh pembelajar dalam pembelajaran harus dilengkapi dengan:

  • Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan

  • Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pembelajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari

  • Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari

  • Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.

Penerapan e-Learning Dalam Pembelajaran
Dengan menggunakan internet, e-learning dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan rasa senang, motivasi dan kreativitas peserta didik melakukan kegiatan belajar mandiri dalam proses pembelajaran sehingga efektif mencapai tujuan.
Penerapan e-learning menggunakan falitas internet, dapat menciptakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
beberapa pendukung menjadi pertimbangan menggunakan e-learning dewasa ini, antara lain :

  • Harga perangkat komputer semakin lama semakin terjangkau (tidak lagi diperlakukan sebagai barang mewah

  • Peningkatan kemampuan perangkat komputer dalam mengolah data lebih cepat dan kapasitas penyimpanan data semakin besar

  • Memperluas akses atau jaringan komunikasi

  • Memperpendek jarah dan mempermudah komunikasi

  • Mempermudah pencarian atau penelusuran informasi melalui internet.


Dampak e-learning:
  • Akses informasi peserta didik meningkat dengan drastis dan dapat memilih sendiri cara belajar yang dirasa paling cocok dengan kepribadian mereka ketika mengikuti kelas e-learning

  • Para pendidik. Perlu melakukan adaptasi dalam menyajikan materi pembelajaran. Karena pembelajarannya memerlukan keahlian dalam menyediakan materi pembelajaran yang menarik melalui sistem e-learning dan menggunakan fitur-fitur yang disediakan pada sistem e-learning secara optimal dan efisien.

  • Institusi pendidikan. Penggunaan e-learning membutuhkan biaya penyelenggaraan lebih tinggi, yang diperlukan untuk: mengadakan pelatihan kepada para tenaga pengajarnya dan tenaga kependidikannya; menyediakan perangkat teknologi atau media yang menjadi landasan dari sistem e-learningyang digunakan; dan biaya penyelenggaraan pembelajarannya

read more »»  

Tuesday, September 20, 2011

E-LEARNING


Definisi E‐learning

Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas. Banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang berbeda. Salah satu definisi yang diterima banyak pihak adalah definisi dari Darin E. Hartley yang menyatakan:

E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain.

LearnFrame.Com dalam Glossary of E-learning Terms menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa:

E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone.

Selain definisi di atas, masih ada beberapa terminologi lain yang berhubungan dengan e‐learning, seperti diperlihatkan pada Gambar berikut

Gambar1.Berbagai Terminologi yang berhubungan dengan e‐learning


Komponen E-learning

Secara garis besar, ada 3 komponen utama yang menyusun e-learning:

1. E-learning System

Sistem perangkat lunak yang memvirtualisasi proses belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS).


2. E-learning Content (Isi)

Konten dan bahan ajar yang ada pada e-learning system (learning management system). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa)


3. E-learning Infrastructure (Peralatan)

Infrastruktur e-learning dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer dan perlengkapan multimedia. Termasuk di dalamnya peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui teleconference.


Kategori E-Learning

Ditinjau dari segi interaksi antara sistem dengan manusia maka ada tiga kategori dasar dari elearning, yaitu:

1. Synchronous Learning

Pada pembelajaran synchronous kondisinya mirip dengan pembelajaran konvensional hanya saja pada e-learning hal ini tidak ditandai dengan kehadiran secara fisik. Pada bentuk synchronous ini pendidik (instruktur), peserta didik dan rekanrekannya melakukan “pertemuan” secara online di internet. Melakukan proses belajar mengajar seolah sedang berada pada ruang fisik yang sama.


2. Self-directed Learning

Pada kategori ini peserta didik melakukan pembelajaran secara mandiri dengan mengakses berbagai referensi dan bahan belajar yang disediakan. Tidak ada instruktur ataupun waktu khusus untuk berdiskusi dengan sesama peserta didik. Masingmasing peserta didik melakukan proses belajar sesuai dengan kebutuhannya.


3. Asynchronous (Collaborative) Learning

Kategori ini mengkombinasikan karakteristik dari kedua kategori sebelumnya. Peserta didik belajar secara mandiri namun tetap berkomunikasi dengan peserta didik lainnya maupun dengan pendidik walaupun tidak harus di waktu khusus. Penggunaan email, instant message (Yahoo! Messenger, Gtalk) ataupun board pada forum dapat digunakan sebagai media komunikasi dan interaksi baik dengan pendidik maupun sesama peserta didik.


Tidak ada bentuk yang sempurna karena ketiganya cocok untuk berbagai situasi yang berbeda. Tabel berikut ini akan menjelaskan secara lebih detail tentang karakteristik, kelebihan, dan kelemahan dari masing-masing kategori e-learning di atas.




Membangun E-learning

Menurut Henderson ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk membangun sebuah sistem e-learning:


1. Menentukan Tujuan dari Sistem e-learning

Pada tahap ini pengembang sistem harus menentukan apa yang ingin dicapai dengan adanya e-learning tersebut. Tahap ini biasanya dengan mudah dilupakan akibat antusiasme berlebihan dari pengembang sistem e-learning. Pada akhirnya e-learning tersebut tidak akan sesuai dengan kebutuhan calon pengguna dan tidak memberikan hasil yang diharapkan.


2. Memulai Sistem dalam Skala Kecil

Beberapa pengembang memilih untuk memulai sistem e-elarning langsung pada skala besar. Hal ini kurang baik ditinjau dari segi manajemen resiko karena proyek dalam skala besar juga memiliki resiko kegagalan yang besar pula. Sebaiknya e-learning dimulai terlebih dahulu pada sebuah unit yang kecil dan dievaluasi sepenuhnya terlebih dahulu untuk menjadi model bagi sistem dalam skala yang lebih besar.


3. Mengkomunikasikan dengan Peserta Didik

Menerapkan sebuah sistem baru akan memberikan tingkat keberhasilan lebih baik apabila sasaran dari sistem tersebut memahami dengan baik sistem tersebut. Demikian pula dengan e-learning, apabila peserta didik memahami tentang sistem yang dibangun dan dikembangkan maka mereka dapat turut memberikan bantuan untuk mencapai tujuan elearning tersebut. Didasari alasan tersebut maka pengembang sistem e-learning seharusnya selalu mengkomunikasikan sistem yang sedang coba dibangun kepada peserta didik.


4. Melakukan Evaluasi secara Kontinyu

Evaluasi terhadap sistem dan segenap aspeknya perlu dilakukan secara terus menerus untuk menjamin keberhasilan penerapan e-learning. Membandingkan hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran secara konvensional dapat memberikan justifikasi apakah sistem e-learning yang dikembangkan memenuhi standar keberhasilan proses pembelajaran atau tidak.


5. Mengembangkan sistem dalam skala lebih besar

Setelah sistem mencapai keberhasilan dalam skala kecil maka selanjutnya adalah mengembangkan sistem dalam skala lebih besar. Menambah jumlah peserta didik, mata pelajaran, model evaluasi dan berbagai aspek pembelajaran lainnya dapat dilakukan dengan mengacu model dari skala yang lebih kecil yang telah dikembangkan sebelumnya. Seperti tampak pada Gambar 2.


Gambar 2. Memulai Sistem dari Skala Kecil dan Memperluasnya Secara Bertahap


E. E‐learning dan Metodologi Pembelajaran

Bagaimana e-learning diimplementasikan? Apakah sistem e-learning yang akan diselenggarakan tersebut benar-benar sebuah trully electronic learning? Melihat kenyataan di lapangan, walaupun teknologi informasi telah maju dengan sangat pesatnya, ternyata pendidikan yang mengimplementasikan IT-Based Education secara murni masih sulit ditemukan, karena masih banyak faktor kendala yang lain, terutama dari sisi sumber daya manusia dan sarana atau infrastruktur pendukung. Namun dalam perkembangannya masih dijumpai kendala dan hambatan untuk mengaplikasikan sistem e-learning ini, antara lain:


a) Masih kurangnya kemampuan menggunakan Internet sebagai sumber pembelajaran.

b) Biaya yang diperlukan masih relatif mahal untuk tahap-tahap awal

c) Belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap pembelajaran melalui Internet

d) Belum memadainya infrastruktur pendukung untuk daerah-daerah tertentu


Selain kendala dan hambatan tersebut di atas, kelemahan lain yang dimiliki oleh sistem elearning
ini yaitu hilangnya nuansa pendidikan yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik, karena yang menjadi unsur utama dalam e-learning adalah pembelajaran. Maka kemudian dalam impelementasinya, banyak model e-learning yang dikembangkan dan diadopsi ke dalam pendidikan konvensional atau sebaliknya model konvensional diadopsi ke dalam model e-learning (Gambar 3).


Gambar 3. Model Penyelenggaraan e‐Learning


F. Learning Management System

Dalam proses penyelenggaraan e-learning dibutuhkan sebuah Learning Management System (LMS), yang berfungsi untuk mengatur tata laksana penyelenggaraan pembelajaran di dalam model e-learning. LMS sering dikenal dikenal sebagai CMS (Course Management System). Umumnya CMS dibangun berbasis web, yang akan berjalan pada sebuah web server dan dapat diakses oleh peserta melalui web browser (web client). Server biasanya ditempatkan di universitas atau lembaga lainnya, yang dapat diakses oleh peserta darimana saja dengan memanfaatkan koneksi internet.


Secara dasar CMS memberikan sebuah tool bagi instruktur atau pendidik untuk membuat website pendidikan dan mengatur akses kontrol, sehingga hanya peserta yang terdaftar yang dapat mengakses dan melihatnya. Selain menyediakan pengontrolan, CMS juga menyediakan barbagai tools yang menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Contoh tools yang disediakan adalah layanan untuk mempermudah upload dan share material pengajaran, diskusi online, chatting, kuis, survey, laporan (report) dan sebagainya.


Secara umum, fungsi‐fungsi yang harus terdapat pada sebuah LMS/CMS antara lain:


1) Uploading and Sharing Materials
Umumnya LMS/CMS menyediakan layanan untuk mempemudah proses publikasi konten. Dengan menggunakan editor HTML, kemudian mengirim dokumen melalui FTP server, sehingga memudahkan instruktur untuk menempatkan materi ajarnya sesuai dengan silabus yang mereka buat. Kebanyakan instruktur mengupload silabus kelas, catatan materi, penilaian dan artikel‐artikel siswa kapan pun dan dimana pun mereka berada.

2) Forums and Chats

Forum online dan chatting menyediakan layanan komunikasi dua arah antara instruktur dengan peserta, baik dilakukan secara sinkron (chat) maupun asinkron (forum, email). Sehingga dengan fasilitas ini, memungkinkan siswa untuk menulis tanggapannya dan mendiskusikan dengan teman‐temannya yang lain.


3) Quizzes and Surveys

Kuis dan survey secara online dapat digunakan untuk memberikan grade secara instan bagi peserta kursus. Hal ini merupakan tool yang sangat baik digunakan untuk mendapatkan respon (feedback) langsung dari siswa yang sesuai dengan kemapuan dan daya serap yang mereka miliki. Proses ini dapat juga dilakukan dengan membangun sebuah bank soal, yang kemudian soal tersebut dapat di-generate secara acak untuk muncul dalam kuis.


4) Gathering and Reviewing Assignments

Proses pemberian nilai dan skoring kepada siswa dapat juga dilakukan secara online dengan bantuan LMS/ CMS ini.


5) Recording Grades

Fungsi lain dari LMS/CMS adalah melakukan perekaman data grade siswa secara otomatis, sesuai konfigurasi dan pengaturan yang dilakukan oleh instruktur dari awal kelas dilaksanakan.

Timin,SST Divisi IT Konten, SEAMEO SEAMOLEC(September,2011).Pengantar E-Learning

read more »»